Gerindra kini betul-betul sendiri menghadapi Pilpres 2019. Ini karena satu per satu partai penyokongnya menyatakan tidak lagi terlalu fokus pada Pilpres, tetapi lebih mengutamakan Pileg 2019. Demokrat, PAN, dan PKS mulai berani terang-terangan mengakui kendalanya bila harus terus mengkampanyekan Prabowo-Sandi.
Manuver politik seperti ini pertama kali dilontarkan Demokrat dengan mempersilakan beberapa perwakilannya di daerah untuk berjuang merebut kursi legislative meskipun harus mendukung Jokowi-Ma’ruf.
Demokrat Papua adalah salah satu DPD Demokrat yang mendapat keleluasaan dari DPP Demokrat untuk mendukung Jokowi. Harapannya, agar suara di Pileg yang juga berlangsung serentak di Pilpres tetap terjaga.
Ternyata, keputusan Demokrat itu kini diikuti PAN. Dilansir kumparan.com, Kamis (18/10/2018), Sekjen PAN Eddy Suparno mengakui caleg PAN di seluruh Indonesia kini lebih fokus memenangkan Pileg ketimbang Pilpres.
Alasannya, dengan mengkampanyekan Prabowo-Sandi, itu sama saja dengan memberikan keuntungan bagi Gerindra. Sementara PAN juga dituntut harus mempertahankan eksistensinya sebagai parpol.
Eddy Suparno menilai keputusan tersebut sudah sangat tepat dan bakal diikuti parpol lain seperti PKS. Pernyataan Eddy tersebut memang ada betulnya terutama bila dikaitkan dengan perebutan kursi Wagub DKI Jakarta yang dikabarkan akan kembali dikuasai Gerindra. PKS yang merasa kursi yang ditinggal Sandiaga itu adalah jatahnya, tidak bisa berbuat banyak ketika Gerindra ngotot menempati jabatan bergengsi itu.
Tiga parpol pendukung Prabowo-Sandi yang telah mengatakan ‘putus’ ini akhirnya membuat Gerindra menjomblo. Mau tidak mau, Gerindra wajib berjuang sendiri untuk memenangkan Prabowo-Sandi tanpa bantuan maksimal dari rekan koalisinya.
Aduh…