Capres kubu oposisi Prabowo Subianto sebelumnya menyentil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti soal adanya kerugian Negara di sektor perikanan mencapai Rp 2.000-3.000 triliun. Prabowo kemudian berkelakar, seperti dilansir detiknews.com (22/09/18) untuk pernyataan tersebut Menteri Susi mungkin akan di reshuffle.
"Ibu Susi mungkin kena reshuffle beliau ini ha..., ha..., ha. Jawabannya kurang enak. Jadi beliau mengatakan jumlah kerugian negara Rp 2.000 triliun sampai Rp 3.000 triliun di sektor ikan saja. Saya masih konservatif, saya katakan Rp 1.000 triliun karena saya diajarkan senior-senior kan harus selalu hati-hati dengan angka," kata Prabowo di kutip dari detiknews.com, Sabtu (22/9).
Sentilan Prabowo ini ruanya ditanggapi serius oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Menteri Susi menilai kelakar Prabowo tidak tepat, karena kerugian negara yang ia maksud bukan terjadi di era pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kerugian itu kan sebelum Pak Jokowi. Justru setelah Pak Jokowi tidak," kata Susi dikutip dari detiknews.com, Sabtu (22/9).
Menteri Susi menegaskan dibawah kepemimpinannya ekspor hasil perikanan terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor hasil perikanan Indonesia terus meningkat secara signifikan sejak tahun 2014 - 2017.
"Produksi perikanan kita di 2017 trennya terus meningkat. Padahal di 2018 baru dapat penghitungan satu semester volumenya semester I itu kita sudah di US$ 2.272 juta dibandingkan semester 1 tahun sebelumnya terjadi kenaikan 12,88%," kata Susi dikutip dari detiknews.com, Sabtu (22/9).
Seharusnya kubu oposisi yang diwakili Prabowo lebih hati-hati melayangkan kritik terhadap pemerintah. Jawaban menohok Menteri Susi ini kembali membuka kelamahan kubu oposisi yang miskin data.
Prabowo kali ini sepertinya salah pilih lawan, untuk kesekian kalinya kritikannya soal ekonomi dimentahkan dengan mudah oleh kubu pemerintah. Harusnya disadari bahwa kritikan tanpa data berpotensi menjadi bomerang bagi kubu oposisi.
Publik sudah sangat paham masalah yang sedang di hadapi negara, yang ditunggu apa solusinya. Jika ingin memenangkan pertarung di Pilpres 2019, tidak cukup hanya kritik tapi harus disertai tawaran akan solusi.