Siapa yang sangka jika seorang mantan preman, Agung Syuhada adalah guru mengaji keluarga Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Di masa lalu, konon Agung kerap berantem dan menjadi andalan di gengnya. Dia hobi berkelahi tanpa ingin tahu permasalahannya, asal dirinya bisa membuat bangga teman-temannya, Agus sudah merasa puas.
"Saya itu tiap hari berkelahi. Saya puasa mutih biar kebal. Biar punya kebanggaan bisa membantu teman kalau berkelahi. Saya bangga kalau berantem selalu menang, sampai lawan saya bonyok. Padahal saya enggak tahu permasalahannya apa. Yang penting kalau dimintai bantuan teman untuk berkelahi saya menang, hati saya senang, puas," kisahnya.
Selain berkelahi, Agus juga kerap menjual harta milik orangtua dan hasilnya dibelikan makanan untuk dimakan bersama temannya, padahal jika dilihat dari latarnya yang saat itu menjadi ketua santri, Agus tidak akan melakukan kenakalan-kenakalan yang akan merugikannya.
Namun semua itu perlahan ditinggalkannya, malah sekarang sudah menjadi pemilik pondok. Pondok Pesantren (Ponpes) Khalifatullah Singo Ludiro, di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. Bahkan dirinya menjadi kepercayaan keluarga Jokowi dalam pendidikan agama islam, yakni Sudjiatmi Notomiharjo, ibu kandung Jokowi.
"Bu Noto sudah 15 tahun ngaji fiqih dan ibadah di sini. Selain bu Noto, Mbak Ida Yati dan Mbak Titik juga ikut. Kalau Pak Jokowi tidak. Mereka ngaji tiap Rabu pagi," ujar Agung (merdeka.com).
Bagaimana pun buruknya perilaku seseorang dulu, yang lebih penting dia berniat berubah, dan membuktikannya dengan perubahan dan tobat yang konsisten. Maka, yang berhasil menyucikan hatinya bagaikan orang yang lahir kembali.