Kasus penyiraman muka pada Novel Baswedan sudah hampir dua tahun. Namun hingga kini siapa pelaku yang mengakibatkan kebutaan pada penyidik utama KPK ini belum juga terungkap.
Agak aneh memang sebab telah banyak saksi yang dipanggil namun kenapa pelaku belum juga bisa diungkap.
Seperti diketahui, Novel disiram air keras pada 11 April 2017, seusai melaksanakan salat subuh di masjid tak jauh dari rumahnya. Pelaku dua pria mengendarai sepeda motor. Akibat kejadian itu mata kiri kini tidak bisa melihat.
Dilansir dari merdeka.com Komnas HAM merekomendasikan agar Kapolri Jenderal Tito Karnavian segera membentuk tim gabungan. Rekomendasi itu karena kinerja penyidik Polda Metro Jaya tidak menunjukkan kemajuan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian merespons rekomendasi Komnas HAM membentuk tim gabungan untuk menuntaskan kasus Novel Baswedan. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu.
Sudah berjalan hampir dua tahun kasus belum menemui titik terang. Kapolri sempat memperlihatkan sketsa wajah diduga sebagai pelaku. Beberapa orang yang diamankan akhirnya dilepas karena tak ada bukti keterlibatan.
Tim ini berada langsung di bawah Tito sebagai penanggung jawab. Komjen Ari Dono wakilnya. Irwasum Komjen Putut Eko Bayuseno, Kabareskrim Komjen Arief Sulistyanto dan Kadiv Propam Irjen Listyo Sigit Prabowo penugasan asistensi.
Respon Kapolri saat ini memang luar biasa padahal hal tersebut mestinya sudah ia lakukan dari dulu. Inilah titik terang yang sebenarnya.
Apakah tahun politik ini menjadi momentum untuk segera mengungkap kasus penyiraman Novel Baswedan? Secara tidak langsung tentu Jokowi juga berkepentingan sebab kasus ini telah menjadi sorotan dimana keseriusan pemerintah akan nampak.
Apalagi dalam satu kesempatan tim Prabowo pernah berujar jika terpilih menjadi presiden maka pelaku penyiraman Novel bisa diungkap.
Sumber: merdeka.com