Waketum Gerindra Fadli Zon mengaku ogah menjenguk Ratna Sarumpaet dalam tahanan. Ia menilai, Ratna sudah merugikan pihaknya atas kebohongan yang telah dilakukannya.
"Memang tidak ada niat (jenguk) sih. Kami nih kan sudah keki, jengkel sekali merasa dibohongi kok. Lihat saja ini sampai jadi bahan bagi Jokowi kan. Di debat pertama ini jadi bahan. Ditanya apa, dijawabnya soal kasus RS," kata Fadli Zon seperti dikutip wartaekonomi.co.id (1/2/2019).
Waduh! Dulu disanjung, kini dibuang. Itulah yang terjadi. Ratna Sarumpaet harus mengalami "sakit" sendiri atas hoaks kekerasan yang menimpa dirinya yang diviralkan lebam dan babak belur wajahnya. Namun, akhirnya Ratna bikin pengakuan mengejutkan bahwa ia tidak pernah mengalami penganiayaan. Lebam dan babak belur di wajahnya merupakan efek dari operasi plastik untuk menyedot lemak di pipinya.
Sangat masuk akal pula kalau akhirnya Ratna Sarumpaet "dibuang" lantaran secara politik memang berefek besar terhadap kepentingan elektoral, meski "drama" penganiayaan itu masih menyisakan misteri dan tanda tanya.
Namun, reaksi berbeda justru dilontarkan capres nomor urut 01 Jokowi. Meski pernah berkali-kali diserang dengan berbagai kritikan pedas, mantan Gubernur DKI itu tak sakit hati. Bahkan, sungguh gak nyangka, ia memberikan pujian dan acungan jempol.
Jokowi mengaku telah mengenal lama sosok Ratna Sarumpaet sebagai orang yang berani dan jujur. Buktinya, ketika sebagian orang menyebut lebamnya muka Ratna Sarumpaet karena habis dipukuli oleh orang tak dikenal, tetapi justru mengaku habis operasi plastik.
"Katanya dianiaya, mukanya babak belur, lalu konferensi pers, menuduh-nuduh kita. Untungnya Mbak Ratna itu jujur. Sehingga waktu terakhir sudah ramai, beliau sampaikan apa adanya. Saya acungi jempol pada Mbak Ratna Sarumpaet ngomong apa adanya," kata Jokowi di acara dukungan dari Koalisi Alumni Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019) seperti dikutip wartakotalive.com (3 Februari 2019).
Itulah "blunder" politik yang dinilai cukup fatal. Dalam kondisi demikian, tentu yang mengangguk untung besar adalah Jokowi. Ia bisa dengan mudah menggunakan "drama" penganiayaan Ratna Sarumpaet sebagai senjata mematikan, termasuk tudingan bahwa pihak lawan menggunakan "propaganda politik" ala Rusia yang dinilai sarat dengan semburan hoaks dalam berikhtiar memenangkan kontestasi Pilpres 2019. Menyedihkan memang!