Munajat 212 Diwarnai Orasi Politik, Fadli Zon Itu Wajar


Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menilai orasi politik yang disampaikan oleh tokoh-tokoh yang hadir di acara Munajat 212 pada Kamis malam hingga Jumat dini hari di Monas masih dalam koridor yang wajar. Sebab, menurut dia, tidak ada ajakan untuk memilih calon presiden tertentu.

Padahal, dalam berbagai kesempatan, massa diajak untuk memilih kandidat nomor urut 02 saat pemilu nanti. Ustadzah Neno Warisman yang ikut hadir dalam kegiatan semalam tak lupa menyelipkan ajakan tersebut melalui puisinya.

"Saya kira, kalau saya lihat, tidak ada ya yang menyangkut masalah ajakan atau apa yang terkait dengan itu. Semua, saya rasa masih di dalam koridor ya. Tapi, tentu harus ada bumbu-bumbu," kata Fadli yang ditemui di area Monas, Jakarta Pusat pada Jumat dini hari (22/2).

Ia berpendapat orasi politik itu dibutuhkan sebagai pencerahan bagi para peserta.

"Biasa itu (orasi politik), sebagai bagian dari retorika untuk memberikan sambutan atau pencerahan," tutur dia.

Lalu, siapa saja yang memberikan orasi politik di panggung munajat 212 semalam?

1. Ketua Umum PAN mengatakan "persatuan nomor satu, Presiden nomor dua"


Salah satu tokoh yang memberikan ceramah dan orasi politik di atas panggung Munajat 212 adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan. Di dalam orasinya, ia mengajak massa agar tidak terpengaruh politik transaksional ketika pencoblosan pada 17 April mendatang.

"Kedaulatan ada di tangan bapak ibu semua. Oleh sebab itu, jangan sampai dipengaruhi politik transaksional, dipengaruhi oleh sembako, nasi kotak, transport dan lain-lain," ujar Zulkifli di hadapan massa.

Ia bahkan turut menyindir Gubernur DKI periode sebelumnya, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang menurutnya tidak akan mengizinkan Monas digunakan untuk kegiatan seperti Munajat 212.

"Untung Gubernurnya yang menang, gubernur 212, betul atau betul?," tanya Zulkifli.

Ia mengatakan di situlah letak pentingnya pemilihan umum nanti. "Soal persatuan nomor satu, tapi kalau Presiden?," tanya Zulkfili lagi. Massa pun langsung menjawab lantang; 'nomor dua'.

2. Rizieq mengajak pengikutnya untuk menumbangkan rezim durjana


(Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab) Screen shot Youtube

Sementara, acara Munajat 212 berpuncak kepada doa yang disiarkan secara langsung dari kediaman pimpinan FPI, Rizieq Shihab, di Mekkah, Saudi. Ia sempat mengkritik penegakan hukum di era pemerintahan saat ini yang tidak adil dan bersifat suka-suka.

Melihat begitu banyaknya ketidakadilan, Rizieq mengaku siap melawan kezaliman yang ada. Bahkan, ia mengaku siap untuk menumbangkan rezim durjana.

"Kami siap tenggelamkan rezim durhaka. Kami siap lenyapkan rezim pendusta, rezim pendukung penista agama. Namun, tanpa izin-Mu kami tidak kuasa, tanpa ridho-Mu kami tak bisa," kata dia.

Ia melanjutkan apabila rezim angkara murka terus berkuasa, maka agama Islam akan terus dinoda. Sementara, ulama dan pembela umat Islam akan terus dihina.

Ketika Rizieq membacakan doa tersebut dari Saudi, massa yang memenuhi area Monas tampak mengikuti dengan khusyuk. Usai pembacaan doa dari Rizieq, massa pun memutuskan untuk bubar.

3. Wakil Ketua DPR masih menilai sambutan yang disampaikan Zulkifli Hasan dalam batas wajar


IDN Times/Santi Dewi

Sementara, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menilai sambutan yang disampaikan koleganya, Zulkifli Hasan masih dalam batas yang wajar. Walaupun Zulkifli kental membawakan orasi berisi politik. Apalagi menurut Fadli, yang disampaikan oleh Zulkifli hanya merujuk kepada aturan konstitusi di Indonesia.

"Saya kira masih dalam batas-batas yang sangat normal ya. Beliau menyampaikan apalagi masih dalam kerangka negara mengutip konstitusi kita dan sebagainya. Saya kira semua dalam batas-batas yang sangat wajar dan menurut saya begitulah," kata dia.

4. Acara Munajat 212 diwarnai salam dua jari


(Massa yang mengikuti Munajat 212 di area Monas Jakarta Pusat) IDN Times/Santi Dewi

Kegiatan Munajat 212 semula akan dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Namun, ia batal hadir, lantaran tengah berada di luar kota.

Acara yang semula bertujuan untuk berdoa dan berzikir malah kental diwarnai politik. Massa ramai mengacungkan dua jari yang berarti dukungan untuk capres dengan nomor urut itu. Salam dua jari juga ditunjukkan Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Keduanya menunjukkan pose dua jari ketika masih berada di dalam mobil dan tiba di area Monas.

Selain Fahri dan Fadli, tokoh penting lain yang hadir yakni mantan Ketua MPR, Amien Rais, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Neno Warisman; Sekjen Forum Ulama Indonesia (FUI) Muhammad Al-Khaththath dan Titiek Suharto.

Kode 300 x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==