Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku menjelang usianya genap 68 tahun pada Oktober mendatang sebearnya ia ingin beristirahat. Sejak umur 18 tahun hingga sekarang ia mengaku belum pernah betul betul beristirahat.
"Usia saya nanti oktober 68 tahun sebetulnya saya ingin istirahat saya belum pernah istirahat dari umur 18 tahun, saya tidak tahu libur, saya hanya punya satu anak dia pun mengeluh (saya) engga pernah memperhatikan dia. Syaa ingin istirahat tapi saya tidak rela lihat negara ini seperti sekarang," ujar Prabowo dalam acara deklarasi dukungan aliansi pengusaha Nasional di Gedung Jakarta Theater, Jakarta, Kamis malam, (21/3/2019).
Di depan seribuan pengusaha, Prabowo Subianto mengatakan ia masih terjun di dunia politik di usia yang tidak muda lagi, untuk membuka jalan kepada generasi muda pada Pilpres 2019 kali ini.
Ia membuka jalan karena sadar ada yang tidak beres dengan generasinya sekarang ini.
"ini anak anak muda ini waktumu, ini masa depanmu, saya hanya ingin buka jalan, saya turun gunung karena lihat generasi saya gak beres.Generasi saya engga beres jadi engga usah dicontoh," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan memiliki cita cita, sebelum meninggal Indonesia sudah dalam keadaan adil dan makmur.
Cita cita tersebut menurut Prabowo Subianto tertanam karena ia dibesarkan oleh angkat 45. Mulai dari Soekarno, Hatta, Syahrir, dan lainnya. Cita cita Indonesia adil dan makmur tersebut kata Prabowo merupakan cita-cita angkatan 45.
"Jadi saya lihat cita-cita mereka, saya merasakan harapan mereka insya allah indonesi akan bangkit kita akan menjamin perdamaian di Indonesia, kesejahteraan akan membuat perdamaian, perdamaian akan memungkinkan kemakmuran, keadilan akan kita tegakkan," katanya.
Prabowo Subianto mengatakan ia memutuskan maju kembali dalam Pilpres 2019 karena merasa prihatin dengan ekonomi sekarang ini yang bergerak ke arah yang salah. Klaim majunya ekonomi Indonesia tidak sesuai dengan realita di lapangan.
"Angka angka yang keluar dari bank dunia dari pemerintah sendiri indikator-indikator membenarkan bahwa ekonomi kita engga sehat, ini dirasakan dalam diskusi lama akhirnya kita putuskan bahwa tidak bisa keadaan diubah kalau kita gak berani untuk terjun ke kancah politk untuk merubah keadaan," pungkasnya.