Akan selalu ada jalan, untuk jiwa-jiwa yang berusaha merubah diri ke arah lebih baik. Akan selalu ada pertolongan, untuk jiwa-jiwa yang terus bergantung pada Rabbnya. Tidak akan pernah sia-sia, semua penyesalan dan taubat itu.
Hercules Rosario Marshal, nama yang tidak asing di dunia premanisme kala itu, ternyata kini telah memilih jalan “pulang” yang benar. Dia, memutuskan kembali, sebagaimana fitrah manusia butuh berada dalam kebaikan.
Pernah membangun daerah kekuasaan di Tanah Abang dengan membawahi sekitar 17.000 orang “pasukannya”, ternyata tidak membuat Hercules terus-terusan berada di jalan itu. Karena, teman-temannya kini telah kembali semua ke Timor Timur.
Dalam dunia premanisme ini, beredar juga mitos yang mengatakan bahwa dirinya adalah sosok yang kebal terhadap peluru. Tapi, dengan senyum, Hercules membantah.
“Kita tidak kebal peluru. Kita selalu selamat karena berbuat amal, membantu anak yatim piatu. Doa mereka yang selalu membuat saya selamat,” tegasnya. Detik.com (27/2/2012).
Siapa sangka, mitos yang beredar di kalangan masyarakat itu mendapat jawaban sedemikian mengejutkan. Bikin merinding. Bagaimana bisa sosok yang dari luar terlihat sangar dan mengerikan sebagai preman, memiliki hati yang lembut?
Dan, apa yang Hercules katakan sekitar enam tahun silam itu, ternyata memang benar. Seperti dilansir dari Sindonews.com, pada Bulan Ramadan lalu, Kamis (14/6/2018), Hercules memberikan santunan pada anak yatim dan kaum dhuafa dalam acara buka puasa bersama di kediamannya di Indramayu, Jabar.
Santunan itu ia berikan secara rutin setiap tahunnya kepada sekitar 1.000 anak yatim dan dhuafa, “Saya berharap pemberian santunan ini bisa sedikit meringankan beban warga dan para anak yatim. Dan saya juga berharap mereka bisa menggunakannya untuk lebaran besok,” harap Hercules.
Betapa mulia apa yang dilakukan mantan preman yang kini jadi pengusaha ikan ini. Memang, kita tidak pernah tahu doa siapa yang diijabah Allah untuk kebaikan kita. Jika bukan doa yang terucap dari mulut kita sendiri, bisa jadi itu doa yang diuntai orang lain. Bisa orang tua, keluarga, bahkan juga anak yatim piatu yang pernah kita santuni. Wallahu a’lam.
Baca Sumber