Ini Dampak Bila RI Setop Impor Barang Seperti Janji Prabowo


Jakarta - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto ingin Indonesia berdiri di atas sendiri jika terpilih menjadi presiden. Artinya, Prabowo ingin Indonesia tidak impor. Lantas, apa dampaknya jika impor disetop?

Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal menerangkan, impor merupakan bagian yang tak terlepaskan dari industri yang merupakan bagian dari dari perekonomian. Saat ini 90% bahan baku maupun barang modal industri dipenuhi dari impor. Artinya, lanjut dia, jika impor disetop maka industri tidak berproduksi.

"Kalau setop impor berarti tidak bisa berproduksi, karena 90% kebutuhan industri dari impor," kata dia kepada detikFinance, Senin (5/11/2018).

Dia mengatakan, masalah Indonesia saat ini ialah defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan sendiri bisa diselesaikan dengan mendorong ekspor. Kembali lagi, dia mengatakan, untuk mendorong ekspor perlu adanya barang-barang impor tersebut.

"Kemudian untuk boosting ekspor dari barang-barang kebutuhan impor tadi yang mana 90% justru untuk industri, yang pada akhirnya bagian tak terpisahkan ekspor," ujarnya.

Sebab itu, dia mengatakan, merupakan hal yang mustahil menyetop impor. Sebab, impor bagian dari perekonomian nasional.

"Jadi sekali lagi apakah impor bisa 0 kan hampir nggak mungkin bahkan mustahil di negara manapun yang tidak impor," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan, impor juga menjadi solusi untuk mengontrol harga. Sebab, kapasitas produksi di masing-masing negara berbeda. Di sektor pangan misalnya, impor diperlukan untuk mengontrol harga saat ada gangguan produksi.

"Memang, jadi itu kan sektor pangan sendiri dari macam-macam item, dalam konteks itu walaupun unggul sektor ini tapi tidak semuanya bisa kemudian diproduksi di Indonesia. Apalagi bicara dinamika perjalanan supply dan demand di mana produk pangan sangat rentan cuaca dan lain-lain. Impor bisa berfungsi sebagai buffer menstabilkan harga," tutupnya.

Kode 300 x 250
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==