Jakarta, IDN Times - Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab akan pulang ke Indonesia jika semua kondisi di Tanah Air sudah aman dan kondusif.
Hal ini diungkapkan Slamet saat dialog kebangsaan dengan tema "Dengan Semangat Ukhuwah Islamiyah Kita Jaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa" yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri, Menteri Agama, perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait lain, pimpinan organisasi masyarakat Islam dan tokoh Islam, beberapa waktu lalu.
1. Rizieq ingin ada jaminan keamanan
Slamet mengatakan Rizieq sangat mempertimbangkan keamanan dan kondisi Indonesia.
"Beliau ingin pulang kalau ada kepastian bahwa semuanya aman di Indonesia baik dari pendukung beliau, dari kita, ataupun dari pihak pemerintah, harus 'clear' dulu, jangan sampai beliau pulang kemudian dikerjai lagi, akhirnya umat kelepasan, umat kehabisan kesabaran ini bahaya bagi bangsa, jadi itu yang sangat dipertimbangkan," kata Slamet seperti dikutip dari Antara, Minggu (11/11).
2. Harapan Rizieq di Pemilu 2019
Slamet mengatakan, Rizieq berharap agar Pemilihan Umum 2019 tetap berjalan aman dan damai. Hal itu diungkapkan Rizieq saat berkomunikasi dengannya beberapa waktu lalu.
Terkait dialog kebangsaan itu, Slamet mengatakan ada penjelasan dari Kementerian Dalam Negeri terkait bendera yang dilarang dan tidak. Bendera yang dilarang dikibarkan adalah bendera yang bertuliskan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) .
"Tadi sudah ditegaskan dari Kementerian Dalam Negeri bahwa bendera tauhid tidak dilarang, yang dilarang yang HTI. Kami tetap akan mengibarkan bendera tauhid di negara yang kita cintai bersama ini," tuturnya.
3. Rizieq sempat berurusan dengan polisi di Arab Saudi
Sebelumnya diberitakan soal penangkapan Rizieq oleh polisi Saudi pada pekan ini karena memasang bendera dengan kalimat Tauhid.
Menurut keterangan tertulis yang diberikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, polisi Mekkah dan mahabis ammah (intelijen umum) mendatangi kediaman Rizieq pada Senin (5/11) sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Hal itu lantaran diketahui ada pemasangan bendera berwarna hitam yang mengarah ke ciri-ciri gerakan ekstrimisme di bagian belakang rumah.
"Pada saat itu, langsung dilakukan pemeriksaan singkat terhadap MRS (Mohammad Rizieq Shihab) oleh polisi Mekkah," ujar Agus dalam keterangan tertulis.
Usai dilakukan pemeriksaan singkat, Rizieq dibawa ke kantor polisi. Mereka pun melakukan penyelidikan dan penahanan di kantor polisi di wilayah Mekkah.
Informasi ini bertentangan dengan keterangan yang disampaikan oleh kuasa hukum Rizieq, Kapitra Ampera bahwa kliennya tidak dipanggil apalagi ditahan oleh polisi. "Hanya dimintai keterangan saja," kata Kapitra ketika dikonfirmasi oleh IDN Times.
Rupanya pemeriksaan berlangsung cukup lama. Menurut keterangan yang diperoleh Agus, Rizieq akhirnya diserahkan ke kepolisian sektor Mansyuriah kota Mekkah keesokan harinya sekitar pukul 16.00 waktu setempat.
Baca Sumber