Calon wakil presiden, Sandiaga Uno melayangkan kritikan kepada Jokowi terkait infrastruktur yang dibangun empat tahun terakhir. Ia sangat menyayangkan kinerja pemerintah lantaran infrastruktur yang dibangun tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan kerja.
“Ketersediaan lapangan pekerjaan ini sekarang masuk ke level yang pesimis,” tegas Sandi, seperti yang dilansir di tribunnews.com (26/09/18).
Sandi menuturkan dirinya bersama Prabowo Subianto (jika terpilih) akan berfokus pada pembangunan ekonomi untuk memulihkan kekuatan bangsa Indonesia.
Balasan Jokowi ke Sandi
Jokowi mendapatkan gelar tokoh pemerataan pembangunan Indonesia dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Dalam acara penganugerahan itu, ia memberikan pidato di hadapan anggota KADIN dan para tamu undangan. Salah satunya Sandiaga Uno.
Jokowi menyampaikan pembangunan infrastruktur harus terus digenjot demi menyelesaikan permasalahan ketimpangan antar wilayah. Indonesia cukup tertinggal dibanding negara-negara lain, China misalnya.
“Ini fakta dan itu yang harus kita kerjakan (pembangunan infrastruktur). Jalan tol sampai 2015 awal kita memiliki sejak Jagorawi hanya 831 km. China 2.321 km. Kita harus cepat mengejar itu. Semuanya memerlukan itu 17 ribu pulau yang kita memiliki. Saya rasa itu,” jelas Jokowi, seperti yang dilansir di kumparan.com (26/09/18).
Jelas, pidato Jokowi ini diarahkan sebagai balasan pernyataan Sandi yang sebelumnya mengkritik proyek infrastrukturnya.
Di samping itu, Jokowi pun menyindir Sandi (masih) terkait dengan proyek infrastruktur. Menurutnya, memimpin Indonesia tidak bisa disamakan dengan berbisnis atau memimpin perusahaan. Termasuk dalam urusan membangun infrastruktur.
“Kalau hitung-hitungan politik, hitung-hitungan ekonomi, yang paling cepat ya bangun di Jawa saja. Buat super koridor di Jawa. Tol kurang sedikit, airport sudah cukup, pelabuhan kurang sedikit. Tapi itu hitung-hitungan ekonomi, hitung-hitungan bisnis. Ini kita mengelola negara,” jelas Jokowi, seperti yang dilansir di tirto.id (26/09/18).
Baca Sumber